08112059821 info@littlefriends.co.id
tanda bayi tumbuh gigi

LilMin 15 September 2023

Wajib Tahu! 7 Tanda Bayi Tumbuh Gigi

Moms tentu merasa senang ketika melihat gigi kecil mulai tumbuh di rahang Littles. Namun bagi Littles, tumbuh gigi merupakan tahapan yang tidak nyaman. Sebaiknya Moms ketahui tanda bayi tumbuh gigi, supaya bisa bantu menenangkan Littles saat rewel atau merasa sakit akibat gigi susu yang mulai tumbuh.

Gigi bayi akan tumbuh antara usia 4 sampai 7 bulan. Proses ini disebut juga dengan istilah teething syndrome, yaitu fase alami yang dialami semua bayi saat gigi tumbuh menembus gusinya yang lunak. Teething syndrome akan menimbulkan rasa sakit dan rewel yang mungkin bisa membuat Moms dan Dads kesulitan. Namun ini adalah proses alami yang perlu dilalui, agar Littles bisa memiliki gigi yang sehat dan rapi.

7 Tanda Bayi Tumbuh Gigi

Sebagai bagian dari proses tumbuh kembangnya, pertumbuhan gigi perlu mendapatkan perhatian lebih. Kenali bagaimana tanda-tandanya, agar Moms bisa memberikan penangan yang tepat. Berikut ini 5 tanda yang muncul saat bayi mulai tumbuh gigi:

Nafsu Makan Berkurang

Littles akan merasa tidak nafsu makan saat tumbuh gigi. Karena Littles sedang merasa tidak nyaman di area mulut yang membuat Littles sulit untuk makan. Sebagian bayi bahkan menolak makanan dan minuman. Sama sekali tidak menginginkannya. Hal tersebut bisa disebabkan peradangan pada gusi, yang umum terjadi ketika tumbuh gigi.

Air Liur Lebih Banyak

Bayi ngeces bukan karena ngidam ibu yang tidak terpenuhi. Tetapi air liur yang berlebih jadi salah satu pertanda Littles sedang tumbuh gigi. Belum bisa dipastikan apa penyebab produksi air liur bayi lebih banyak. Namun diperkirakan gerak otot pada mulut bayi yang meningkat selama fase tubuh gigi yang menjadi pemicunya. Karena kondisi tersebut membuat kelenjar ludah lebih aktif.

Keinginan untuk Mengigit

Tanda bayi tumbuh gigi yang paling kentara yaitu keinginan Littles untuk mengigit dan mengisap barang-barang yang ada di sekitarnya. Sebab ketika tumbuh gigi, Littles akan merasa gusinya gatal. Sehingga ia akan mengigit benda apapun yang ada di sekitarnya untuk meredakan rasa gatal. Mulai dari mainan, baju, dan benda lainnya.

 

Rewel

Gigi susu tumbuh menembus gusi milik Littles yang halus dan lunak. Menimbulkan rasa sakit yang tidak nyaman. Sehingga Littles sangat mungkin menangis, mudah marah, bergumam sendiri, dan sulit tidur. Membuat Moms haru selalu siaga dan sabar untuk menenangkan Littles.

 

Baca juga: 6 Makanan Untuk Bayi Saat Tumbuh Gigi, Bikin si Kecil Gak Rewel

Gusi Bengkak

Tanda lain yang mudah dikenali yaitu gusi yang membengkak. Coba Moms buka mulut Littles dengan pelan. Kemudian perhatikan apakah gusinya kemerahan dan bengkak. Maka wajar bila Littles mudah rewel dan menolak makan.

Ruam Sekitar Mulut

Ada kemungkinan muncul ruam di sekitar mulut, dagu, dan leher Littles. Akibat air liur yang terus-menerus keluar. Maka dari itu setiap kali Moms melihat mulut dan dagus Littles sudah basah dengan air liur, langsung bersihkan dengan tisu atau lap kain bersih yang lembut. Sehingga Moms bisa mencegah ruam muncul.

Demam

Dalam kondisi tertentu, Littles bisa mengalami demam ringan akibat peradangan gusi. Demam umumnya hanya terjadi selama dua hari. Namun bila suhu Littles sampai lebih dari 38 derajat celcius dan berlangsung lebih dari dua hari, segera bawa Littles ke dokter untuk observasi.

Dengan mengetahui 7 tanda bayi tumbuh gigi Moms bisa memberikan penanangan yang tepat. Menemani Littles melalui proses tumbuh gigi yang seringkali tidak mudah. Moms bisa menenangkan Littles dengan menggosok gusinya dengan perlahan, memberikan potongan makanan beku, dan berikan teether.
Moms bisa berikan teether atau mainan yang dilengkapi dengan teether. Teether didesain khusus untuk meredakan gatal dan nyeri pada gusi bayi. Mencegah Littles mengigit sembarang barang yang dapat membahayakannya.

Moms juga bisa berikan Littles Rattle Teether yang bisa mengeluarkan bunyi yang dapat menarik perhatian Littles. Dapatkan Teether dengan bentuk menarik di Littles Friends, brand mainan edukatif. Temukan di toko perlengkapan bayi dan official store Little Friends di e-commerce.

~NJ

Read More
Bayi jalan jinjit

LilMin 31 Agustus 2023

Ini Penyebab Kenapa Bayi Jalan Jinjit

Bila Moms perhatikan balita pada umumnya berjalan jinjit (toe walking) saat ia pertama kali belajar jalan. Bayi jalan jinjit adalah kondisi ketika bayi berjalan menggunakan jari dan telapak kakinya, sedangkan bagian tumit terangkat. Hal ini normal untuk anak-anak berusia di bawah 2 tahun. Seiring perkembangan tubuhnya, Littles dapat berjalan dengan menapakkan ujung jari sampai tumit.

Namun jika Littles tetap berjalan jinjit setelah melewati usia 2 tahun, Moms perlu membawa Littles ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Karena keterlambatan kemampuan berjalan bisa menjadi tanda Littles mengalami kondisi kesehatan tertentu.

Penyebab Bayi Jalan Jinjit

Kebiasaan balita berjalan jinjit disebut sebagai kondisi idiopatik, yang artinya tidak diketahui penyebabnya. Littles akan secara otomatis berjinjit terutama saat ia berjalan tanpa alas kaki. Namun jika kebiasaan ini terus berlanjut ada kemungkinan kondisi kesehatan lain menjadi penyebabnya. Berikut ini penyebab-penyebab bayi melakukan toe walking:

Tendon Achilles Masih Pendek

Tendon achilles memiliki fungsi menghubungkan otot kaki bagian belakang dengan tulang tumit. Bila otot masih pendek, tumit tidak akan menyentuh tanah. Itulah mengapa Littles lebih nyaman berjalan jinjit, untuk mengurangi ketegangan pada kaki karena otot meregang.

 

Masalah Sensorik

Bayi jalan jinjit juga bisa dikaitkan dengan masalah sensorik. Seperti adanya gangguan pada indera penglihatan, pemrosesan sensorik, atau ada keterlambatan perkembangan. Sebab balita yang memiliki gangguan sensorik akan merasa tidak nyaman saat telapak kakinya merasakan tekstur tertentu.

Cerebral Palsy

Jalan jinjit bisa menjadi gejala awal adanya Cerebral palsy atau gangguan perkembangan otak. Yaitu adanya gangguan pergerakan, cedera, atau perkembangan abnormal di bagian otak yang mengontrol fungsi otot.

 

Distrofi Otot

Distrofi otot termasuk penyakit genetik yang bisa menjadi penyebab Littles berjalan jinjit. Penyakit ini membuat serat otot sangat rentan terhadap kerusakan dan melemah seiring waktu. Kondisi ini lebih mungkin terjadi ketika Littles yang awalnya berjalan normal malah mulai berjalan jinjit.

Autisme

Toe walking juga berkaitan dengan gangguan spektrum autisme, yang memengaruhi kemampuan anak berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Tanda-tanda Bayi Jalan Jinjit Perlu Dibawa ke Dokter

Berikut ini beberapa kondisi yang perlu diperhatikan pada balita yang memiliki kebiasaan jalan jinjit. Supaya Moms bisa segera membawa Littles ke dokter untuk observasi lebih lanjut:

  • Otot-ototnya kaku
  • Anggota tubuh tidak terkoordinasi
  • Berjalan jinjit sepanjang waktu
  • Cara jalan canggung dan mudah tersandung
  • Sebelumnya dapat berjalan dengan menapakkan kaki, lalu mulai berjalan jinjit belakangan ini
  • Lahir prematur
  • Kemampuan motorik halus tidak berkembang
  • Tidak mampu menahan berat badannya saat menapak dengan kaki datar
  • Menghindari kontak mata atau menunjukkan gerakan berulang misalnya berputar atau bergoyang
  • Keluarga memiliki riwayat medis autisme atau distrofi otot.

Baca juga: 5 Macam Permainan Untuk Melatih Motorik Halus Anak

Pada umumnya berjalan jinjit merupakan hal lumrah dan tidak selalu berkaitan dengan kondisi kesehatan tertentu. Sebenarnya jalan jinjit yang berhubungan dengan gangguan kesehatan termasuk kasus yang jarang terjadi. Meski begitu Moms perlu ikuti tahapan pertumbuhan Littles dan berikan stimulasi yang Littles perlukan untuk mendukung perkembangannya.

Caranya dengan memberikan mainan yang memiliki fitur-fitur penunjang untuk mengembangkan kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif Littles. Moms bisa mendapatkan berbagai macam mainan edukatif untuk Littles mulai dari usia 0 bulan. Seperti Playmat yang bisa Littles gunakan sebagai alas bermain. Lengkap dengan berbagai macam mainan, mengenalkan Littles pada warna, tekstur, dan suara, sehingga kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif Littles terbangun. Dapatkan Playmat di official shop Little Friends di e-commerce.

~NJ

Read More
rutinitas sebelum tidur untuk bayi

LilMin 28 Agustus 2023

5 Rutinitas Sebelum Tidur untuk Bayi Lebih Terlelap

Membiasakan pola tidur anak harus dimulai sejak dini. Moms bisa lakukan sejumlah rutinitas sebelum tidur untuk bayi, agar Littles bisa lebih mudah terlelap. Sebab, tidur yang berkualitas berperan penting pada tumbuh kembang anak.

Bayi yang kurang tidur akan tampak rewel dan mempengaruhi sistem imun tubuh, yang membuat Littles mudah terserang penyakit. Dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan Littles mudah lupa, rentang konsentrasi lebih pendek, dan timbul masalah perilaku saat masuk usia 3-4 tahun. Oleh karena itu penting buat orang tua memastikan Littles memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas.

5 Rutinitas Sebelum Tidur untuk Bayi

 

Bayi yang baru lahir menghabiskan waktu seharian untuk tidur, bisa 14-17 jam dalam sehari. Namun bayi tidak tidur dalam satu waktu, Littles akan bangun untuk minum susu. Waktu tidurnya akan dibagi ke dalam beberapa sesi, di mana setiap sesinya ia bisa tidur 1-3 jam.

Tubuh bayi yang baru lahir belum bisa mengenali perbedaan pagi dan malam. Itulah mengapa Littles yang tidur cukup banyak di pagi dan siang hari akan terbangun saat malam. Membuat orang tua begadang semalaman. Supaya Littles bisa mengenali perbedaan waktu, lakukan beberapa rutinitas sebelum tidur. Moms bisa mulai memberikan bedtime routine mulai dari usia Littles 6-8 minggu. Berikut ini 5 rutinitas sebelum tidur untuk bayi:

Buat Jadwal Tidur yang Tetap

Cara membuat jadwal tidur untuk Littles bisa dimulai dengan mencatat pola tidurnya. Cari tahu rentang tidur paling lama di malam hari. Setelah Moms tahu, coba atur waktu rutinitas pra-tidur selama 30-45 menit sebelum waktu istirahat alami Si Kecil.

Misalnya waktu tidur terlama Littles dari jam 8 malam sampai jam 1 pagi. Moms bisa coba tidurkan Si Kecil jam 7.15 atau 7.30 malam. Selain itu persingkat waktu tidur siang Littles agar ia tidak sulit untuk tidur di malam hari.

Moms juga bisa coba kenali tanda-tanda Si Kecil mengantuk, meskipun belum terlalu lelah. Seperti menguap, menggosok mata dengan tangan, dan tanda lainnya, semua itu bisa jadi isyarat Littles sudah mengantuk.

Pastikan Perut Littles Terisi

Pastikan perut Littles sudah terisi sebelum pergi tidur. Terutama buat bayi yang masih menyusui, agar ia tidak terbangun di tengah malam karena lapar. Begitu juga untuk anak yang sudah bisa makan. Moms bisa berikan cemilan sehat bila Littles kembali lapar setelah beberapa jam dari waktu makan.
Berikan makanan ringan seperti biskuit dan buah-buahan. Hindari pemberian makanan berat sebelum tidur. Selain itu waktu yang aman untuk memberi makanan pada Littles yaitu sekitar 1-2 jam sebelum pergi tidur.

Berikan Baby Massage

Berikan pijatan lembut agar Littles bisa merasa rileks sebelum tidur. Baringkan Littles di permukaan yang lembut. Bila ruangan cukup hangat, lepas pakaian Littles lalu oleskan baby oil atau lotion khusus bayi. Kemudian pijat lembut tubuhnya.

Baby massage bermanfaat untuk perkembangan otak. Serta bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan juga menenangkan bagi Littles. Namun Moms perlu perhatikan reaksi dari Littles saat dipijat. Apakah ia menyukainya atau merasa tidak nyaman.

Ajak Si Kecil Ngobrol

Mengobrol bisa jadi rutinitas sebelum tidur untuk bayi, meskipun Littles belum bisa berbicara dengan jelas. Littles senang mendengar suara orang tuanya. Ceritakan bagaimana harimu atau harapanmu untuknya.

Moms juga bisa mengajak Littles mengucapkan selamat malam. Gendong Littles keliling rumah untuk mengucapkan good night ke ayahnya, kakak, kakek, nenek, termasuk mainan-mainan favorit Littles. Terakhir Moms ucapkan good night pada Si Kecil.

Baca Juga: 4 Gaya Parenting, Moms termasuk yang Mana nih?

Bacakan Buku dan Ajak Si Kecil Bermain

Membacakan buku cerita sebagai pengantar tidur jadi bedtime routine favorit selama ini. Pilih buku yang aman dan seru buat Si Kecil. Seperti buku soft book yang lembut. Moms bisa pilih soft book yang dilengkapi dengan puppet, untuk memudahkan Moms bercerita.

Selain membaca buku bersama Moms juga bisa ajak Littles bermain sebelum masuk waktu tidur. Lakukan permainan yang ringan namun menyenangkan. Sesederhana peek a boo, bermain di atas playmat, bernyanyi bersama, atau jenis permainan lainnya.

Membangun rutinitas sebelum tidur untuk bayi akan bermanfaat untuk kesehatan Littles. Moms juga jadi terbantu karena menidurkan Littles jadi lebih mudah. Dengan begitu Moms dan Dads juga bisa lebih cepat beristirahat.

Mainan dan buku untuk pengantar tidur bisa Moms dapatkan di Little Friends. Moms bisa temukan aneka soft toys dan soft book dengan cerita-cerita yang menarik. Soft book terbuat dari bahan tommy upp yang full color serta fitur-fitur yang bagus untuk perkembangan sensorik, motorik, dan kognitif Littles. Moms bisa mendapatkan soft book di official store Little Friends.
~NJ

Read More
permainan untuk melatih motorik halus anak

LilMin 21 Juli 2023

5 Macam Permainan Untuk Melatih Motorik Halus Anak

Kemampuan motorik halus Si Kecil perlu distimulasi demi mendungkung kemandiriannya. Moms bisa berikan berbagai jenis permainan untuk melatih motorik halus anak. Permainan yang sederhana namun dapat menggerakkan otot-otot kecil pada tubuhnya, seperti jari dan mata.

Anak dengan kemampuan motorik halus yang berkembang, dapat melakukan banyak hal secara mandiri. Misalnya mengikat tali sepatu, memasang kancing baju, memegang dan memindahkan barang, dan tidak mengalami kesulitan saat belajar menulis.

5 Macam Permainan untuk Melatih Motorik Halus Anak

Supaya kemampuan motorik halus Si Kecil berkembang dengan baik, Moms perlu stimulasi dengan aneka macam permainan. Temani Si Kecil bermain 5 jenis permainan di bawah ini yuk:

Playdough

Ketika bermain playdough Si Kecil akan mencoba meregangkan, mencubit, dan menggulung adonan. Berikan pisau plastic, cetakan kue, dan rolling pin sebagai alat untuk bermain playdough. Biarkan Si Kecil berkreasi dengan membuat macam-macam bentuk. Kalau khawatir dengan kandungan playdough atau lilin malam, Moms bisa membuat DIY playdough sendiri di rumah.

 

Menggunting dan Menempel

Aktivitas menggunting dan menempel bagus untuk koordinasi tangan dan mata juga kontrol motorik halus. Berikan Si Kecil gunting yang aman dan media kertas yang sudah diberi gambar atau pola untuk menempel. Moms tidak perlu takut atau khawatir asalkan Si Kecil terus didampingi.

 

Meronce

Moms pernah dapat tugas meronce waktu di sekolah dulu? Praktik kerajinan tangan ini ternyata bisa jadi permainan untuk melatih motorik halus anak. Siapkan benang yang cukup tebal namun halus seperti benang wol. Lalu siapkan juga manik-manik yang warna-warni. Ajak Si Kecil membuat gelang atau kalung. Jika Si Kecil terlihat semakin terampil berikan manik-manik yang berukuran lebih kecil.

 

Susun Balok

Setiap anak perlu memiliki mainan susun balok di rumahnya. Karena jenis mainan yang satu ini memiliki banyak manfaat, bukan hanya bagus untuk perkembangan motorik halus. Tapi juga bagus untuk perkembangan motorik, kemampuan memecahkan masalah, sampai kemampuan matematika dasar.

Baca juga: 7 Manfaat Bermain Susun Balok Bagi Si Kecil

Self-Care Tasks

Salah satu tujuan dari mengembangkan kemampuan motorik halus adalah untuk membangun kemandirian di dalam diri Si Kecil. Karena itu Moms juga bisa mengajarkan Si Kecil melakukan berbagai macam aktivitas sendiri, tanpa bantuan orang dewasa. Misalnya membiasakan Si Kecil untuk mengancing bajunya sendiri, menuangkan pasta gigi lalu menyikat gigi, mencuci tangan, menyisir, mengikat tali sepatu sendiri, dan lain-lain.

Sebenarnya masih banyak permainan untuk melatih motorik halus anak. Namun jika Moms bingung mau mengajak Si Kecil main apa atau jenis stimulasi apa yang baik untuknya, bisa mulai dengan 5 macam permainan di atas.

Akan lebih mudah lagi bila Moms memiliki media bermain bareng Si Kecil. Misalnya untuk permainan susun balok, Moms bisa gunakan Soft Cube dari Little Friend. Mainan berbentuk kubus dan limas yang terbuat dari bahan lembut serta terasa empuk. Jadi aman buat Si Kecil yang masih di bawah satu tahun. Temukan berbagai macam mainan menarik lainnya buat temani Si Kecil eksplor dan bermain. Yuk cek official store Little Friends!

~NJ

Read More
gaya parenting

LilMin 30 Mei 2023

4 Gaya Parenting, Moms termasuk yang Mana nih?

Setiap orang tua mempunyai cara berbeda dalam membangun pola asuh. Gaya parenting yang tidak sama bisa disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari latar belakang pendidikan, budaya, lingkungan, cara pandang, sampai pola asuh keluarga saat kecil. Maka tak heran jika masing-masing orang tua memiliki cara pengasuhannya sendiri.
Akan tetapi bila kita kelompokkan, secara garis besar terdapat 4 gaya pengasuhan. Yaitu terdiri dari Authoritarian, Authoritative, Permissive, dan Uninvolved. Keempatnya memberikan dampak tersendiri pada perkembangan anak. Kira-kira Moms termasuk ke pola parenting yang mana ya? Yuk cari tahu!

4 Gaya Parenting dan Dampaknya ke Anak

Pada tahun 1960-an seorang psikolog bernama Diana Baumrind menjelaskan tiga gaya pola asuh yang berbeda (Authoritarian, Authoritative, Permissive) berdasarkan tuntutan orang tua dan bagaimana daya tanggap anak. Kemudian gaya pengasuhan yang keempat ditambahkan oleh peneliti lain. Jadilah ada 4 gaya parenting dengan cara pendekatan dan karakteristiknya masing-masing.

Authoritarian

Authoritarian merupakan tipe orang tua yang mengasuh secara otoriter dengan aturan tegas. Orang tua menuntut anak untuk patuh dan disiplin. Bila anak melanggar aturan, orang tua tidak segan untuk memberikan hukuman dengan alasan mendisiplinkan anak. Dalam gaya otoritarian orang tua melakukan komunikasi satu arah. Mereka tidak memberikan ruang untuk anak mengungkapkan keinginan dan pendapat.

Ketika anak bertanya alasan di balik aturan, orang tua cenderung hanya menjawab “Pokoknya gak boleh”. Sehingga anak tidak bisa menangkap maksud baik orang tua dan apa konsekuensi yang mereka dapat jika melanggarnya. Orang tua yang otoriter juga ada yang sampai memutuskan semua hal untuk anaknya. Sehingga anak tidak mempunyai kemampuan decision making.

Anak yang tumbuh dengan pola asuh authoritarian mudah mengikuti aturan bahkan sangat patuh. Namun anak juga bisa tumbuh jadi lebih agresif dan mudah berbohong, akibat pengasuhan yang terlalu keras atau merasa dibatasi. Selain itu, kemampuan anak bersosialisasi cenderung kurang, self-esteem rendah, dan mereka ragu akan kemampuan diri.

Permissive

Kebalikan dari gaya parenting authoritarian, pola asuh permissive lebih longgar dalam menerapkan aturan pada anak. Orang tua tidak membatasi, melarang, bahkan cenderung mengizinkan apa yang anak minta atau inginkan. Orang tua permisif tidak memiliki ekspektasi tinggi seperti orang tua otoriter. Mereka tidak memaksakan kemauan sendiri dan cukup pemaaf dengan pikiran “kids will be kids”.

Orang tua permisif memposisikan diri mereka sebagai teman di depan anak-anaknya. Mereka ingin anak-anak menceritakan semua masalahnya dengan nyaman. Namun orang tua tidak mampu mencegah anak melakukan perilaku buruk atau mengambil pilihan yang salah. Orang tua berpikir anak mampu menyelesaikannya tanpa intervensi terlalu banyak dari mereka.

Pola asuh yang permisif menciptakan anak yang kurang bertanggung jawab dan kurang mandiri. Anak memiliki self-esteem yang tinggi tapi, cenderung egosentris. Anak-anak dengan orang tua permisif juga berisiko mengalami obesitas serta gangguan kesehatan lainnya. Karena orang tua tidak memberikan batasan atau aturan yang tegas dalam hal konsumsi makanan.

Baca juga : Speech Delay pada Anak

Authoritative

Gaya parenting authoritative (otoritatif) membuat aturan dalam pengasuhan anak, tapi mereka juga mau mendengarkan opini anak-anak. Orang tua otoritatif memvalidasi apa yang anak-anak mereka rasakan atau alami. Namun tetap memposisikan diri bahwa kendali ada di orang tua.

Mereka tidak hanya menetapkan aturan tapi juga menjelaskan mengapa anak-anak harus menaatinya. Bagi orang tua otoritatif, mendisiplinkan anak merupakan cara untuk mendukung anak berkembang. Bukan hukuman karena anak tidak patuh. Supaya kebiasaan positif tumbuh dalam diri anak, orang tua melakukan pendekatan dengan strategi memberikan pujian dan reward system.

Anak yang tumbuh di dalam pengasuhan orang tua otoritatif cenderung percaya diri, high self-esteem, merasa bahagia, penuh tanggung jawab, dan dekat dengan orang tua mereka. Anak-anak juga sanggup membuat keputusan untuk dirinya sendiri, berprestasi dalam akademik dan sosial. Serta kecil kemungkinan melakukan penyimpangan seperti meminum alkohol dan menggunakan obat-obatan.

Uninvolved

Gaya parenting yang satu ini ditambahkan oleh peneliti Eleanor Maccoby dan John Martin. Menurut mereka orang tua uninvolved cenderung abai dalam proses pengasuhan anak. Orang tua tidak membuat aturan, tak ada ekspektasi terhadap anak, dan mereka juga tidak memberikan arahan saat anak membutuhkan. Secara garis besar orang tua tidak banyak mengetahui apa yang anak lakukan dan rasakan.

Orang tua tetap memenuhi kebutuhan dasar anak, namun tidak terlibat penuh dalam kehidupan anak-anak mereka. Jalinan komunikasi yang terbangun antara orang tua dan anak pun sangat minim. Pengabaian orang tua ini tidak selamanya dilakukan secara sengaja. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, masalah keluarga, termasuk kewalahan mengelola rumah, tidak tahu bagaimana kondisi anaknya saat ini.

Anak-anak yang mendapatkan pola asuh uninvolved tumbuh menjadi anak yang mandiri dan tahan banting. Namun mereka juga kesulitan dalam mengelola emosi, prestasi akademik rendah, dan sulit membangun hubungan sosial.

Dari keempat gaya parenting di atas, mana tipe yang paling baik? Masing-masing cara parenting memiliki sisi pro dan kontra ya Moms. Namun pada umumnya psikolog merekomendasikan gaya pengasuhan authoritative. Supaya anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang positif. Orang tua memberikan perhatian yang dibutuhkan dan tetap menunjukkan ketegasan.

Sebaiknya Moms sudah menerapkan pola asuh sejak dini. Salah satu caranya yaitu mengajarkan Si Kecil dengan hal-hal dasar lewat bermain. Moms bisa gunakan aneka macam mainan edukatif dari Little Friends. Kunjungi halaman produk dan temukan mainan yang pas buat jadi #TemanSiKecil.

~NJ

Read More
teether untuk bayi

LilMin 16 Mei 2023

Tips Memilih Teether untuk Bayi Tumbuh Gigi

Salah satu tahap perkembangan Si Kecil yang perlu Moms perhatikan adalah ketika Si Kecil tumbuh gigi. Moms mungkin baru bisa melihat gigi tumbuh di usia 7-8 bulan. Namun gejala tumbuh gigi (teething) mulai lebih awal yaitu di usia 3-4 bulan. Itulah mengapa Si Kecil membutuhkan teether untuk bayi.

Karena saat Si Kecil mulai tumbuh gigi, ia akan merasa sakit dan tidak nyaman di bagian gusi. Menggigit teether dapat membantu meredakan rasa nyeri dan tak nyaman. Selain itu teether juga bisa mencegah Si Kecil menggigit benda asing yang dapat membuatnya tersedak.

Bila Moms menemukan gejala tertentu pada Si Kecil seperti, mengunyah barang, air liur berlebihan, gusi sakit dan bengkak, serta Si Kecil mudah marah dan rewel. Maka itu tandanya Si Kecil sudah mulai tumbuh gigi. Teether bisa jadi penyelamat.

Tips Memilih Teether untuk Bayi Tumbuh Gigi

Sebenarnya Moms bisa menemukan teether dengan mudah di pasaran. Moms bisa memilih aneka macam bentuk, desain, dan fitur teether. Namun Moms tetap perlu berhati-hati, agar mendapatkan teether yang tepat dan aman untuk Si Kecil. Pertimbangkan hal-hal di bawah ini ya Moms:

  • Tidak Menggunakan Teether Bekas

    Poin pertama pastikan Moms tidak memberikan teether bekas pada Si Kecil. Untuk menghindari risiko Si Kecil terinfeksi bakteri. Daya tahan teether bekas juga pasti sudah menurun. Selain itu, membeli teether baru jauh lebih untung. Karena standar keamanan teether baru umumnya sudah meningkat dibanding produk lama.

  • Periksa Bahan Teether

    Cari tahu teether untuk bayi yang Moms pesan terbuat dari bahan apa. Pastikan teether sudah BPA Free, tidak mengandung zat kimia berbahaya. Moms bisa cek kemasan teether, untuk menemukan informasi bahan materialnya. Jika Moms bingung, cara mudah untuk memastikan kualitas yaitu dengan mengecek apakah produk tersebut sudah berstandar SNI atau belum.

  • Kuat

    Karena Si Kecil akan sering menggigit, mengunyah, menarik, dan memainkan teether. Maka pastikan teether memiliki daya tahan yang bagus. Oleh karena itu Moms perlu mengecek kualitas teether sebelum membeli. Teether harus tidak mudah pecah atau lepas, karena akan membahayakan Si Kecil. Bisa membuat tersedak atau melukai gusi.

Baca juga: 6 Mainan Bayi 0-12 Bulan, Bantu Tumbuh Kembang Si Kecil

  • Desain Teether

    Selain materialnya yang kuat, teether untuk bayi harus memiliki pegangan yang mudah digenggam Si Kecil. Pastikan juga ukuran teether pas dan terdapat beragam tekstur yang bisa bantu meredakan rasa nyeri serta gatal. Pertimbangkan juga teether yang memiliki fitur tambahan, seperti teether sekaligus rattle.

  • Mudah Dibersihkan

    Sebaiknya Moms memilih jenis teether yang mudah dibersihkan. Karena teether akan menjadi benda yang sering Si Kecil masukkan ke mulutnya. Moms akan terus membersihkan teether setiap kali Si Kecil selesai menggunakannya.

Teether akan sangat membantu Moms meredakan rasa nyeri dan gatal pada Si Kecil yang sedang tumbuh gigi. Teether bisa Si Kecil gunakan selama berada di rumah ataupun saat berada di luar.

Moms yang sedang mencari teether untuk Si Kecil bisa pilih teether dari Little Friends. Selain untuk digigit, teether dari Little Friends ini juga berfungsi sebagai rattle. Mengeluarkan suara yang menarik perhatian Si Kecil saat digerakkan. Selain itu ada pula jenis soft book yang sudah dilengkapi dengan teether.

Moms bisa dapatkan Rattle Teether dan Soft Book Teether di official store Little Friends
~ NJ

Read More
olahraga balita

LilMin 24 Februari 2023

Olahraga Yang Seru Bersama Untuk Balita

Manfaat Balita Olahraga ?

Olahraga balita menawarkan manfaat besar seperti kebugaran , penguatan otot, keseimbangan, koordinasi, dan fleksibilitas. Tidak semua olahraga aman untuk anak kecil karena kemampuannya yang terbatas. Keselamatan anak tetap diutamakan ya moms, jadi olahraga anak perlu selektif agar tidak membahayakan keselamatannya.

Baca Juga: Alangkah Bermanfaatnya Tidur Siang Bagi Si Kecil

Olahraga Apa Saja yang Aman bagi Balita?

Jogging

Latihan ini nyaman dan mudah dilakukan, karena tidak membutuhkan peralatan tambahan selain sepatu. Jika anak Anda belum bisa berjalan, Anda bisa jogging dengan memasukkan anak Anda ke dalam stroller dan mendorongnya untuk berjalan. Dan jika mereka bisa berjalan, permudah mereka dengan sepatu yang tepat. Mereka bisa terluka dengan sangat mudah, jadi permudah mereka untuk menjaga diri mereka tetap aman.

Berenang

Berenang merupakan salah satu olahraga yang aman untuk balita, sebaiknya ibu membekali mereka dengan alat dan perlengkapan yang dapat membantu keselamatan balita saat bermain di air. Olahraga sangat baik untuk anak Anda karena seluruh tubuhnya dapat bergerak bebas.

Bersepeda

Bersepeda bersama pasti akan menyenangkan bagi anak Anda karena Anda bisa melihat pemandangan di sekitar Anda. bermain sepeda juga merangsang otot anak Anda. Mereka biasanya berharap untuk melihat-lihat pemandangan dan menjelajahi daerah setempat.

Menari

Menari juga bisa sebagai olahraga yang sangat mengasyikkan jika ketika melakukan bersama balita karena perilaku anak Anda yang menyenangkan. Kami menambahkan video lagu tersebut, setelah itu Anda dan anak Anda dapat menirukan gerakan tarian dalam video tersebut. Menari juga merupakan bagian dari stimulasi yang melatih koordinasi dan keterampilan motorik anak Anda.

Olahraga Untuk mereka dapat menjaga kesehatan fisiknya, kegiatan ini juga dapat menjaga Kesehatan psikologisnya. mereka dapat mempelajari mengendalikan emosi dan akan membuat si kecil merasa puas. Maka tidak heran jika olahraga untuk balita dapat membantunya meningkatkan sekaligus membentengi dari risiko stres dan depresi. Dengan begitu banyak manfaat positif dari olahraga untuk jangan lupa untuk ajak sikecil olahraga bersama

Read More
Memilih gendongan bayi yang baik

LilMin 16 Februari 2023

Memilih gendongan bayi yang baik

Gengongan bayi herupakan hal yang sangat berguna dalam mengurus bayi. Gendongan bayi dapat membantu bunda dalam melakukan aktifitas sehari hari tanpa perlu meletakan bayi, bayi akan merasa nyaman walaupun bunda melakukan kegiatan sehari-hari. Bunda harus dapat memastikan kenyamanan bayi dengan memilih gendongan bayi yang baik untuk si kecil.

Tips Memilih gendongan bayi yang baik bagi si kecil

 Sesuai dengan umur dan berat Si Kecil

Gendongan yang di gunakan harus bisa menahan sikecil, Gendongan tidak boleh terlalu besar karena bisa membuat si kecil jatuh dari gendongan. Gendongan tidak boleh terlalu kecil karena dapat mengganggu perkembangan tubuh kecil. Moms perlu menyesuaikan gendongan sama usia dan berat si kecil, agar si kecil tidak terganggu Ketika menggunakan gendongan.

Aman dan Kokoh

Memilih gendongan yang  aman dan kokoh, khususnya untuk jenis gendongan depan dan belakang. Selain untuk keamanan, gendongan seperti ini juga bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama tahan lama. Moms dapat memilih gendongan yang baik dengan melihat bahan dari produk dan rekomendasi dari internet, jagan lupa untuk sesuaikan kebutuhan anak ya moms.

Nyaman

Kenyamanan si kecil merupakan bagian penting pada sebuah gendongan karena gendongan akan gunakan dalam jangka waktu yang Panjang. Sebaiknya pilih gendongan yang nyaman gunakan untuk segala kebutuhan, khususnya menyusui. Jangan lupa juga untuk memilih gendongan yang terbuat dari bahan yang tidak terlalu tebal dan mudah cuci. Selain kenyamanan anak kenyamanan ibunya juga perlu di perhatikan. Hal tersebut penting karena jika tidak nyaman akan membuat lebih cepat Lelah dalam menggendong si kecil.

Baca Juga: Speech Delay Pada Anak

Hal Lain yang Perlu perhatikan Selain hal hal tersebut, moms harus berlatih menggunakan gendongan, belajar mengatur posisi gendongan, gendongan tidak boleh terlalu ketat, kaki bayi jangan menggantung. hal – hal tersebut memerlukan pembelajaran dan Latihan karena Sebagian orang awam hanya mengetahui cara menggendong, bukan menggendong yang baik dan benar. Moms dapat melihat tutorial yang ada di internet untuk memaksimalkan fungsi gendongan.

Read More
anak gagal ginjal akut

LilMin 20 Oktober 2022

Jangan Takut Gagal Ginjal Akut

Namun tetap tingkatkan kewaspadaan ya Moms. Baru-baru ini memang sedang banyak beredar berita yang membuat kita semua sebagai orangtua khawatir. Ya, adanya penyakit Gagal Ginjal Akut Pada Anak. Dalam beberapa hari saja, kasus gagal ginjal akut ini meningkat pesat. Namun jangan takut pada gagal ginjal akut ini ya. Walaupun memang cukup berbahaya dan masih belum jelas diketahui penyebabnya, tapi usahakan untuk tidak panik dan tetap tenang ya Moms.

Gejala

Menurut Kementerian Kesehatan, berikut adalah beberapa gejala gagal ginjal akut pada anak:

  1. Demam
  2. Gangguan pencernaan seperti muntah dan diare
  3. Gangguan pernafasan seperti batuk dan pilek, sesak nafas, hingga kesadaran menurun
  4. Voume urine yang menurun atau bahkan tidak bisa kencing sama sekali, warna urine menjadi pekat, dan tidak kencing sama sekali selama 6-8 jam

Jika anak Moms mengalami beberapa gejala di atas terutama susah buang air kecil, sebaiknya segera menuju ke klinik kesehatan terdekat ya.

Imbauan IDAI

Dengan adanya kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak yang semakin naik tiap harinya, maka Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI pun memberikan beberapa imbauan pada tanggal 19 Oktober 2022. Berikut Little Friends kutip dari Instagram IDAI:

A. Bagi Tenaga Kesehatan dan Rumah Sakit

  1. Tenaga Kesehatan menghentikan sementara peresepan ibat syrup yang diduga terkontaminasi Etilen Glikol sesuai dengan investigasi Kementerian Kesehatan dan BPOM
  2. Bila menemukan obat syrup yang tidak dapat diganti, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter anak
  3. Jika perlu, resepkan obat pengganti dengan jenis sediaan lain seperti obat supposutoria (anal) dan puyer
  4. Peresepan obat puyer monoterapi hanya boleh oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan ketentuan
  5. Tenaga Kesehatan melakukan pemantauan secara ketat terhadap gejala penyakit ini
  6. Rumah Sakit meningkatkan kewaspadaan deteksi dini penyakit ini

 

B. Bagi Masyarakat Umum

  1. Masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan
  2. Masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap gejala-gejalanya
  3. Sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak, khususnya balita, yang memaparkan resiko infeksi (kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dll)

Sekali lagi, jangan takut gagal ginjal akut ini ya Moms namun tetap waspada. Jika ada pertanyaan atau pelaporan terkait Gagal Ginjal Akut Pada Anak, Moms bisa menghubungi Hotline IDAI melalui chat Whatsapp ke +62 888 1999 666. Jika menemukan gejala pada anak, langsung ke dokter atau klinik kesehatan terdekat ya.-LDK

Read More
speech delay

LilMin 14 Oktober 2022

Speech Delay Pada Anak

Keterlambatan bicara atau speech delay menjadi satu kekhawatiran oleh para orangtua. Kemampuan berbicara merupakan salah satu tahapan tumbuh kembang anak yang cukup penting, setiap usia memiliki tahapan yang berbeda. Jika salah satu tahapan tidak dilewati, ada kemungkinan Si Kecil mengalami speech delay. Kali ini Little Friends akan mengajak Moms mengenal speech delay pada anak, baca artikelnya sampai selesai ya.

  • Penyebab

Bukan karena tumbuh kembang otaknya yang kurang optimal, sebenarnya ada banyak hal yang menyebabkan speech delay, antara lain:

  1. Terlalu banyak screen time
  2. Kurang stimulasi oleh orangtua/ jarang ngobrol
  3. Gangguan pada mulut
  4. Gangguan pada pendengaran
  5. Autisme dan down syndrome

Karena penyebab setiap anak berbeda, Moms harus lebih peka dengan keadaan anak ya, jangan mengira-ngira Moms agar penanganannya lebih tepat sasaran.

  • Tanda speech delay

Tanda-tanda speech delay harus diperhatikan sesuai dengan umur anak. Moms sudah bisa mengetahui beberapa tandanya sejak anak usia 12 bulan lho.  Berikut beberapa tanda perkembangan bicara pada anak yang normal.

  1. Pada usia 12-15 bulan biasanya anak sudah mengoceh dan bergumam
  2. Pada usia 18 bulan, anak sudah memiliki sekitar 6 kosa kata
  3. Menginjak usia 24 bulan atau 2 tahun, anak sudah meniru kata-kata orang di sekitarnya. Anak juga bisa menggabungkan kata menjadi kalimat sederhana. Paling tidak setiap minggunya anak mempelajari satu kosa kata baru
  4. Di usia 3-4 tahun, anak akan lebih jelas saat berbicara, bisa membuat kalimat yang lebih rumit

Nah, jika anak Moms tidak mengalami beberapa tahapan tersebut, itu berarti Moms perlu berkonsultasi dengan dokter anak atau ahlinya. Nantinya akan ada obeservasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya dan cara penanganannya salah satunya melalui speech therapy. Tidak perlu menyalahkan diri sendiri ya Moms, sabar dan terus dampingi anak agar tumbuh kembangnya bisa kembali normal.

  • Pencegahan speech delay

Asal tidak berhubungan dengan gangguan di fisik anak misal gangguan pendengaran ataupun kondisi autism dan down syndrome, sebenarnya Moms bisa melakukan pencegahan speech delay. Berikut beberapa caranya:

  1. Mambatasi penggunaan gadget, handphone dan suara televisi ternyata bisa menjadi distraksi untuk anak-anak Moms, serta membuatnya kurang berinteraksi
  2. Sering menstimulasi anak dengan mengajaknya ngobrol dan bercerita, tentang apa saja ya Moms, anggap saja anak jadi teman curhat di rumah. Hal ini tentunya juga bisa meningkatkan bonding kalian.
  3. Bacakan buku cerita, hal ini merupakan cara tercepat menambah kosa kata anak. Lakukan secara rutin ya, paling tidak sehari sekali. Sebelum tidur biasanya jadi waktu yang paling tepat
  4. Jangan menggunakan Bahasa bayi atau yang sok sok imut itu lho Moms. Sebaiknya gunakan Bahasa yang baik dan benar dari awal agar anak tidak bingung
  5. Respon anak saat berbicara, jangan cuek ya Moms. Semakin sering merespon omongan anak, semakin semangat pula ia berkomunikasi dengan Moms.- LDK

Read More